Jakarta baru-baru ini menjadi sorotan perhatian seiring dengan pengumuman Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai target perkembangannya di sektor pasar modal untuk tahun 2027 mendatang. Pengumuman ini termuat dalam Roadmap 2023-2027 yang menggarisbawahi ambisi besar OJK dalam meningkatkan standarisasi dan pengembangan pasar modal di Indonesia.
Dari penjelasan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, terlihat optimisme yang tinggi terhadap pencapaian target yang telah ditetapkan. Dengan berbagai dukungan dari seluruh stakeholders, OJK berharap dapat mencapai sejumlah indikator penting dalam pengembangan pasar modal nasional.
Target yang ambisius tersebut mencakup peningkatan kapitalisasi pasar, jumlah perusahaan tercatat, serta jumlah investor yang terlibat dalam ekosistem pasar modal Indonesia. Dengan capaian saat ini, OJK menyusun strategi yang lebih terintegrasi untuk mewujudkan visi tersebut.
Strategi OJK untuk Meningkatkan Kapitalisasi Pasar Modal
Salah satu fokus utama OJK adalah meningkatkan kapitalisasi pasar yang saat ini ditargetkan dapat mencapai 70% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2027. Dengan target tersebut, kapitalisasi pasar diharapkan dapat menyentuh angka di atas Rp 15.000 triliun.
Per September 2025, kapitalisasi pasar sudah mencapai 63,82% atau sekitar Rp 14.130 triliun, menunjukkan bahwa masih terdapat jarak yang perlu dijembatani. OJK mengingatkan pentingnya kerjasama antara lembaga keuangan dan pihak terkait untuk mempercepat pencapaian target ini.
Inarno mencatat pentingnya kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah. Dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menarik minat masyarakat, diharapkan lebih banyak investor yang ingin berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Meningkatkan Jumlah Perusahaan Terdaftar di Pasar Modal
OJK juga menetapkan target untuk jumlah perusahaan yang terdaftar di pasar modal, yaitu sebanyak 1.100 perusahaan pada tahun 2027. Saat ini, sudah ada 954 emiten yang bergabung, artinya masih diperlukan tambahan 146 perusahaan untuk mencapai angka tersebut.
Proses untuk menarik perusahaan-perusahaan tersebut tidaklah sederhana. Diperlukan pendekatan yang inovatif serta pengembangan produk keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Pendidikan dan sosialisasi mengenai manfaat berinvestasi di pasar modal juga menjadi kunci dalam meningkatkan jumlah emiten ini. Dengan cara ini, memasuki pasar modal dapat menjadi pilihan yang menarik bagi para pelaku usaha.
Target Rata-rata Nilai Transaksi Harian di Pasar Modal
Nilai transaksi harian di pasar modal juga menjadi fokus penting bagi OJK. Target untuk tahun 2027 ditetapkan sebesar Rp 25 triliun per hari, sementara angka saat ini baru mencapai sekitar Rp 14,6 triliun per hari.
Dengan selisih yang masih cukup besar, OJK berupaya melibatkan lebih banyak investor dan memperluas akses ke pasar modal. Kolaborasi dengan berbagai platform trading dan lembaga keuangan diharapkan mampu mempermudah akses kepada masyarakat.
Diharapkan, meningkatnya transaksi harian akan menciptakan likuiditas yang lebih baik di pasar modal, memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Literasi Keuangan Sebagai Kunci Meningkatkan Inklusi Pasar Modal
Untuk mencapai target jumlah investor lebih dari 20 juta pada tahun 2027, OJK menyadari pentingnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Saat ini, terdapat sekitar 18,29 juta investor di pasar modal, yang menunjukkan adanya potensi untuk melibatkan lebih banyak masyarakat.
Pendidikan kepada masyarakat mengenai seluk beluk investasi dan manfaatnya menjadi langkah strategis yang diambil OJK. Melalui seminar, workshop, dan program pendidikan, diharapkan lebih banyak individu yang terdorong untuk menjadi investor.
Dukungan dari berbagai lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat juga dibutuhkan untuk mendorong minat berinvestasi di kalangan generasi muda. Meningkatkan pemahaman mengenai investasi akan menghasilkan dampak jangka panjang yang positif bagi ekonomi.