Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mengungkapkan perkiraannya mengenai langkah Federal Reserve (The Fed) dalam menurunkan suku bunga acuan. Hal ini diungkap oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, yang menjelaskan bahwa prediksi tersebut berasal dari analisis terkini yang dilakukan pada saat Rapat Dewan Gubernur (RDG).
Perry menegaskan bahwa ada kemungkinan besar, lebih dari 90 persen, The Fed akan menurunkan suku bunga dalam rapat yang akan dilaksanakan malam ini. Ini bisa menjadi langkah signifikan dalam perekonomian global yang tengah bergejolak.
Ramalan penurunan suku bunga oleh The Fed menjadi salah satu acuan BI dalam memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen. Keputusan ini dimotivasi oleh berbagai faktor ekonomi yang perlu dipertimbangkan secara mendalam.
Pengaruh Suku Bunga terhadap Stabilitas Ekonomi
Perry menyatakan bahwa salah satu faktor penting di balik keputusan ini adalah stabilitas nilai dolar yang cenderung menguat. Dolar yang lebih stabil dapat berkontribusi pada stabilitas rupiah dan keseluruhan perekonomian Indonesia.
Selain stabilitas dolar, Perry juga mencatat bahwa tren perlambatan ekonomi global turut memengaruhi kebijakan suku bunga. Faktor-faktor internasional, seperti ketidakpastian politik dan ekonomi, menambah lapisan kompleksitas bagi perekonomian domestik.
BI terus memantau berbagai indikator ekonomi untuk memahami pola pertumbuhan. Penurunan suku bunga dapat menjadi salah satu alat untuk mendorong pertumbuhan yang lebih baik dalam periode mendatang.
Tren Ekonomi Global dan Respons Kebijakan
Perry menyoroti bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi perhatian utama dalam analisis terbaru. Terutama, dampak dari kebijakan tarif yang diterapkan di berbagai negara telah menciptakan ketidakpastian di pasar global.
Indikator-indikator menunjukkan bahwa banyak negara mengalami penurunan dalam laju pertumbuhan. Hal ini menciptakan disparitas yang signifikan dalam proses pemulihan ekonomi di seluruh dunia.
Oleh karenanya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di tahun 2025 akan lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya, dengan estimasi sekitar 3 persen. Ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh negara-negara, termasuk Indonesia.
Perekonomian Domestik dalam Fokus BI
Dari perspektif domestik, BI berkomitmen untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perry menjelaskan bahwa estimasi pertumbuhan ekonomi untuk semester kedua tahun 2025 menunjukkan tanda-tanda membaik.
Pertumbuhan tersebut diharapkan bisa mencapai kisaran 4,6 persen hingga 5,4 persen sepanjang tahun. Ini menjadi lecutan semangat bagi pelaku ekonomi untuk terus bergerak meski dalam situasi yang tidak pasti.
Keberadaan indikator-indikator positif di pasar domestik menyiratkan adanya momentum. Namun, langkah-langkah proaktif dari BI dan kebijakan fiskal yang mendukung sangat penting untuk menciptakan kondisi yang optimal.