PT Pertamina (Persero) sedang dalam proses penting untuk menyatukan tiga anak usaha mereka, yaitu Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional, dan Pertamina International Shipping. Target penggabungan ini diharapkan bisa selesai sebelum akhir tahun, menciptakan satu entitas yang lebih kuat dan efisien dalam menjalankan operasionalnya.
Direktur Utama PT Pertamina, Simon Aloysius, menyatakan bahwa proses penggabungan sedang berjalan dan memerlukan arahan dari Danantara sebagai pemegang saham. Upaya ini merupakan bagian dari restrukturisasi yang lebih besar untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.
“Proses ini tengah berjalan, dan kami berharap dapat merampingkan struktur kami sebelum akhir Desember 2025,” ujar Simon saat ditemui di acara Indonesia Langgas Berenergi. Harapan ini menjadi harapan besar bagi perusahaan dan investor terkait dengan perkembangan ke depan.
Rencana Penggabungan dan Manfaatnya Bagi Pertamina
Sebelum akhir tahun, Simon optimistis bahwa semua proses penggabungan akan rampung, dan ketiga anak usaha akan berfungsi sebagai satu kesatuan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
“Mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini, kita bisa melaksanakan semua rencana tersebut,” tambahnya. Dengan tujuan yang jelas, penggabungan ini diharapkan menyesuaikan struktur perusahaan dengan visi jangka panjang Danantara.
Rencana penggabungan ini juga mencakup analisis untuk menyelaraskan peran masing-masing anak usaha agar lebih efektif di tengah tantangan yang ada. Diantaranya adalah kondisi pasar yang berubah-ubah dan permintaan yang turun, yang mempengaruhi pendapatan salah satu dari ketiga perusahaan tersebut.
Kondisi Pasar dan Tantangan yang Dihadapi Perusahaan
Turunnya profit salah satu anak perusahaan diakibatkan oleh permintaan global yang lemah. Walaupun produksi dari kilang yang baru terus meningkat, kondisi pasar yang tidak stabil membuat margin keuntungan semakin kecil.
“Kondisi yang kurang menguntungkan ini membuat kita harus berpikir ulang mengenai strategi bisnis,” ungkap Simon. Dampak dari situasi ini tentunya akan berpengaruh pada kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Penting untuk diakui bahwa penggabungan perusahaan merupakan langkah strategis untuk menghadapi tantangan pasar global. Dengan pengurangan biaya operasional dan peningkatan kolaborasi antar anak usaha, perusahaan berharap dapat mengatasi masalah yang ada.
Proses dan Tahapan Penggabungan yang Sedang Berlangsung
Simon menambahkan bahwa meskipun penggabungan ini merupakan langkah besar, prosesnya tidaklah mudah. Diperlukan banyak kajian mendalam untuk memastikan bahwa setiap aspek dari penggabungan ini dapat berjalan dengan lancar.
Saat ini, penggabungan antara Pelita Air ke Garuda Indonesia masih dalam tahap kajian tetapi sudah ada diskusi yang berjalan paralel. Rencana ini menunjukkan bahwa Pertamina tidak hanya berfokus pada penggabungan internal tetapi juga memikirkan kolaborasi eksternal yang strategis.
“Jadi jika memang ada peluang untuk menyelesaikan ini lebih cepat dari tahun 2025, kami akan melakukannya,” jelasnya. Inisiatif ini merupakan salah satu bagian dari strategi perusahaan untuk meraih posisi yang lebih baik di pasar.