PT Pertamina (Persero) terus berupaya menjaga kelancaran pasokan bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Jember meskipun jalur Gumitir ditutup untuk perbaikan. Untuk mendukung kebutuhan masyarakat, perusahaan ini segera menambah armada mobil tangki sebanyak 86 unit guna mempercepat distribusi BBM.
Penutupan jalur nasional yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi yang mulai berlaku pada 24 Juli 2025 tersebut memaksa Pertamina untuk mencari solusi alternatif dalam mendistribusikan BBM. Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus telah memetakan dan merencanakan strategi distribusi sebelum penutupan jalur dilakukan.
Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, mengungkapkan dampak penutupan Jalur Gumitir mengharuskan perubahan rute distribusi. Rute baru yang akan dilalui adalah Banyuwangi-Situbondo-Arak-Arak-Bondowoso-Jember, berbeda dari rute sebelumnya yang langsung dari Banyuwangi ke Jember melalui Gumitir.
Langkah Pertamina Menyikapi Penutupan Jalur Gumitir
Kami menyadari bahwa penutupan jalan ini berdampak besar terhadap distribusi BBM. Beberapa laporan menyebutkan, kemacetan yang terjadi telah meningkatkan waktu tempuh pengiriman dari semula 4 jam menjadi 11 jam, yang membuat Pertamina harus mengambil langkah strategis.
Dalam mengatasi kemacetan di Pelabuhan Ketapang, Pertamina melakukan alih suplai ke fasilitas di Surabaya dan Fuel Terminal Malang. Langkah ini diambil untuk menghindari kemacetan yang dapat menghambat proses distribusi BBM ke masyarakat.
Untuk memastikan proses pengalihan berjalan lancar, Pertamina juga menjalin koordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Dengan prioritas akses bagi kendaraan pengangkut BBM dan LPG, diharapkan hal ini dapat mempercepat distribusi selama masa sulit ini.
Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Stakeholder Lainnya
Untuk memaksimalkan upaya distribusi, Pertamina Patra Niaga telah melakukan rapat koordinasi dengan beberapa stakeholder termasuk Pemerintah dan DPRD Kabupaten Bondowoso. Dalam rapat tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Bondowoso, Fathur Rozi, memberi apresiasi terhadap langkah cepat yang diambil oleh Pertamina.
Dia menekankan bahwa penutupan jalur memiliki dampak signifikan terhadap ketepatan waktu distribusi BBM di kawasan yang terkena dampak. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, karena kebutuhan BBM di Bondowoso tetap terjaga aman selama proses distribusi berlangsung.
Sekretaris Daerah juga berharap agar semua pihak dapat mengambil sikap positif terhadap situasi ini. Kolaborasi yang baik antara Pertamina dan Pemda diharapkan dapat meringankan beban masyarakat selama penutupan jalur berlangsung.
Penambahan Mobil Tanki untuk Mempercepat Pengiriman BBM
Selain alih suplai, Pertamina melanjutkan upaya penambahan armada Mobil Tanki untuk mempercepat pengiriman BBM ke wilayah-wilayah terdampak. Ahad Rahedi menjelaskan bahwa total 86 unit mobil tanki yang ditambahkan berasal dari tiga lokasi suplai utama, yaitu Banyuwangi, Surabaya, dan Malang.
Meskipun menambah kapasitas armada, Pertamina tetap harus memperhatikan batas maksimal kapasitas jalur yang hanya mampu dilalui oleh kendaraan berkapasitas 24 kiloliter. Ini adalah langkah penting untuk memastikan mobil tangki dapat melintas dengan aman dan efisien.
Ke depan, Pertamina juga akan mengoptimalkan distribusi dengan bantuan dari wilayah Tuban dan Madiun. Dengan pendekatan yang hati-hati ini, diharapkan distribusi BBM bisa kembali normal secepatnya.
Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai layanan Pertamina dan situasi distribusi BBM saat ini, mereka dapat menghubungi Call Center di nomor 135. Layanan ini bertujuan untuk memastikan masyarakat tetap terinformasi dan merasa tenang selama masa peralihan ini.