Peringkat kredit Prancis baru saja mengalami penurunan oleh lembaga pemeringkat S&P Global dari AA-/A-1+ menjadi A+/A-1. Keputusan ini tidak hanya mengejutkan banyak pihak, tetapi juga mencerminkan ketidakstabilan politik yang tengah melanda negara tersebut di tengah upaya reformasi ekonomi.
Perubahan peringkat ini datang setelah minggu yang penuh ketegangan di mana Perdana Menteri Sebastien Lecornu berusaha untuk menangguhkan reformasi pensiun 2023. Dalam situasi yang tidak menguntungkan ini, dua mosi tidak percaya diajukan di parlemen, semakin memperburuk kondisi pemerintah.
Menurut S&P, dampak dari ketidakpastian kebijakan akan berimplikasi langsung pada pertumbuhan ekonomi, terutama dalam aktivitas investasi dan konsumsi swasta. Mereka memperingatkan bahwa hal ini dapat menghambat kinerja ekonomi Prancis di masa depan.
Analisis Mendalam Mengenai Penurunan Peringkat Kredit Prancis
Pengurangan peringkat ini merupakan langkah yang cukup jarang dilakukan di luar jadwal reguler pembaruan oleh lembaga pemeringkat. Hal ini menunjukkan seberapa besar pengaruh ketidakstabilan politik telah menjadi faktor dalam risiko keuangan yang dihadapi oleh negara.
Mantan Perdana Menteri Prancis, Sebastien Lecornu, yang baru menyaksikan kabinetnya mengalami tantangan besar, sekarang harus menjawab tuntutan reformasi dengan berani. Dia selamat dari dua mosi tidak percaya, tetapi harus melepaskan beberapa inisiatif penting untuk mempertahankan posisinya.
Setiap keputusan yang diambil dalam waktu dekat berkaitan erat dengan ketahanan pemerintah yang baru, dan pelaksanaan anggaran 2026 menjadi tugas yang tidak mudah. Parlemen Prancis, yang terpecah, akan menjadi arena pertempuran untuk mengesahkan rancangan undang-undang ini.
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Pada Ekonomi Prancis
Menteri Keuangan Roland Lescure menegaskan bahwa situasi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga parlemen untuk memastikan anggaran dapat diselesaikan tepat waktu. Lima ratus ribu partisipan dalam demonstrasi di berbagai wilayah menambah suara ketidakpuasan yang ada di masyarakat.
Keputusan untuk memitigasi defisit fiskal sangat penting agar sesuai dengan batas maksimal Uni Eropa, ditetapkan sebesar 3% dari PDB. Namun, tantangan ini berarti bahwa pemerintah harus menemukan cara untuk mengelola utang yang semakin bergantung pada pertumbuhan ekonomi.
S&P juga mencatat bahwa proyeksi beban utang akan meningkat, mencapai 121% dari PDB pada tahun 2028. Hal ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk reformasi struktural yang dapat merangsang pertumbuhan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Pentingnya Kejelasan Kebijakan Dalam Mendorong Kepercayaan Pasar
Dengan penurunan yang terjadi, menjadi penting bagi pemerintah Prancis untuk memberikan kejelasan dalam pengelolaan utang. Hanya dengan apa yang diungkapkan dalam pengesahan anggaran, investor akan bisa mendapatkan pemahaman lebih baik tentang langkah-langkah kongkrit yang akan diambil.
S&P merevisi prospek Prancis dari ‘negatif’ menjadi ‘stabil’, menandakan adanya harapan meski ditengah kenaikan utang. Hal ini menunjukkan bahwa dengan konsensus politik yang lebih kuat, Prancis bisa menghadapi tantangan ke depan dengan lebih baik.
Kepercayaan pasar juga tergantung pada soliditas keuangan publik. Pemilihan presiden mendatang pada tahun 2027 diperkirakan akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah politik dan ekonomi negara.