Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah secara resmi membuka pendaftaran lelang frekuensi 1,4 GHz untuk Fixed Wireless Access. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi operator untuk menyediakan akses internet yang terjangkau dengan kecepatan hingga 100 Mbps.
Langkah ini bertujuan untuk memperluas jangkauan internet broadband tetap dan penggelaran jaringan serat optik di seluruh kawasan. Dengan menggunakan frekuensi ini, harga layanan internet diharapkan bisa lebih kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat.
Menurut sumber yang kompeten, pita frekuensi yang diperebutkan dalam lelang ini mencakup rentang antara 1432 MHz hingga 1512 MHz, dengan total bandwidth sebesar 80 MHz. Penggunaan frekuensi ini direncanakan untuk mendukung layanan akses broadband wireless yang sebelumnya telah ada, namun sempat terhenti dengan kemajuan teknologi 4G.
Pentingnya Frekuensi 1,4 GHz untuk Pengembangan Internet
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayana Toni Supriyanto, menekankan bahwa frekuensi ini sangat krusial untuk menghadirkan layanan internet cepat kepada masyarakat. Harapannya, akses internet cepat dengan kualitas tinggi dapat dinikmati oleh lebih banyak orang dengan harga yang bersaing.
Wayana menjelaskan bahwa program ini akan berfungsi sebagai langkah awal untuk memperkuat jaringan serat optik hingga ke titik akhir infrastruktur. Proses ini penting agar teknologi frekuensi 1,4 GHz bisa dimanfaatkan secara efektif untuk broadband tetap, bukan untuk penggunaan seluler.
Kementerian juga memastikan bahwa pengalokasian frekuensi ini akan dilakukan melalui Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR). Izin ini diberikan kepada penyelenggara jaringan tetap lokal yang akan beroperasi dengan model packet switched di beberapa wilayah yang telah ditentukan.
Antusiasme Perusahaan dalam Lelang Frekuensi 1,4 GHz
Sejauh ini, sekitar tujuh perusahaan telah mendaftar untuk mengikuti lelang frekuensi ini. Di antara mereka terdapat perusahaan-perusahaan besar seperti Telkom, Indosat, dan XLSmart yang siap berkompetisi mendapatkan hak akses frekuensi tersebut.
Kabar mengenai harga dasar lelang 1,4 GHz masih belum diumumkan secara resmi. Namun, perhitungan biaya yang beredar menunjukkan bahwa harga keseluruhan lelang tersebut bisa mencapai Rp400 miliar.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai tinggi biaya lelang. Ia berpendapat bahwa tarif yang tinggi bisa jadi akan menghambat penyediaan internet dengan tingkat tarif yang lebih murah untuk masyarakat.
Tantangan dalam Penyediaan Infrastruktur Baru
Arif juga menekankan bahwa selain biaya lelang, tantangan lain yang dihadapi adalah kebutuhan akan infrastruktur baru. Pemenang lelang tidak hanya musti mendapatkan frekuensi, tetapi juga wajib menyuplai infrastruktur pendukung yang mumpuni untuk memaksimalkan penggunaan frekuensi 1,4 GHz.
Di tengah pertumbuhan cepat teknologi internet, inflasi biaya untuk infrastruktur menjadi perhatian khusus. Tantangan ini bisa membuat penyedia layanan kesulitan dalam menyediakan harga terjangkau sesuai dengan misi awal pemerintah.
Lebih lanjut, perusahaan penyedia layanan juga sedang mengajukan pengurangan biaya Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi. Mereka menilai tarif di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara lain.
Kesimpulan dan Harapan untuk Masa Depan Akses Internet
Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan lelang frekuensi 1,4 GHz, harapan publik tetap tinggi. Masyarakat berharap agar akses internet bisa menjadi lebih terjangkau dan cepat dalam waktu dekat.
Kementerian bersama penyedia layanan diharapkan dapat bekerjasama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung. Penyedia layanan dituntut untuk tidak hanya memikirkan keuntungan, tetapi juga memberikan harga yang sesuai bagi masyarakat.
Akhirnya, keberhasilan penggelaran ini akan sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah dan swasta, sehingga mimpi untuk memiliki akses internet yang merata bisa terwujud. Masyarakat berharap agar perubahan ini bisa segera dirasakan dalam kehidupan sehari-hari mereka.