Jakarta, Indonesia – BPemegang saham PT Bumi Resources (BUMI), Chengdong Investment Corporation, yang merupakan perusahaan asal China, baru-baru ini menjual 3,7 miliar saham BUMI dengan harga rata-rata Rp174 per saham. Total transaksi yang dilakukan mencapai Rp646 miliar, yang menunjukkan dinamika menarik di pasar saham Indonesia.
Tindakan ini terjadi dalam rentang waktu 14 Oktober hingga 18 November 2025, sesuai dengan informasi yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah melakukan transaksi tersebut, kepemilikan Chengdong di BUMI kini menjadi 7,99%, menandakan perubahan signifikan dalam portofolio investasi mereka.
Perubahan ini menjadi perhatian karena sebelumnya, Chengdong memiliki 33,4 miliar lembar saham atau setara dengan 8,99% dari total saham yang ada. Hal ini menunjukkan adanya strategi divestasi yang mungkin dipertimbangkan oleh perusahaan untuk meningkatkan likuiditas atau restrukturisasi aset mereka.
Pemegang Saham dan Perubahan Kepemilikan
Pengurangan kepemilikan saham ini menyisakan Chengdong dengan 29,7 miliar lembar saham, yang tercatat sebagai 7,99%. Pada akhir tahun 2024, mereka pernah memegang 39,65 miliar saham atau 10,68% dari total saham yang beredar di pasar.
Jumlah saham yang telah dilepas dalam kurun waktu setahun terakhir mencapai total 9,89 miliar lembar, menunjukkan bahwa ada perubahan yang terus-menerus dalam struktur kepemilikan. Hal ini menarik untuk dicermati, terutama dalam konteks pertumbuhan perusahaan dan nilai perusahaan di bursa.
Pengurangan angka kepemilikan ini dapat menggambarkan evaluasi risiko yang dilakukan oleh Chengdong terhadap performa dan prospek masa depan BUMI. Perusahaan seperti BUMI sering kali menghadapi tantangan di sektor energi dan sumber daya, yang dapat memengaruhi keputusan strategi investasi mereka.
Sejarah Masuknya Chengdong Investment Corporation ke BUMI
Chengdong Investment Corporation pertama kali terlibat dengan BUMI pada tahun 2014 melalui skema pembayaran utang yang melibatkan Grup Bakrie. Keterlibatan ini tidak hanya memperkuat posisi Chengdong, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap struktur finansial BUMI.
Pada Desember 2022, Chengdong kembali meningkatkan kepemilikannya melalui obligasi wajib konversi (OWK), yang membawa persentase kepemilikan mereka ke angka 10,68%. Langkah ini menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap potensi pertumbuhan BUMI di masa depan.
Namun, dengan dilepasnya saham dalam jumlah signifikan dalam waktu setahun, bisa jadi ada faktor eksternal yang memengaruhi keputusan mereka. Dinamika pasar, regulasi pemerintah, serta tren global dalam industri sumber daya bisa menjadi pertimbangan utama.
Dampak Transaksi Terhadap Investor dan Pasar
Transaksi saham ini tentu saja akan berpengaruh terhadap sentimen investor di pasar. Skeptisisme terhadap performa BUMI di masa depan dapat muncul akibat penurunan kepemilikan Chengdong. Hal ini bisa memicu pengawasan dari investor lain yang mungkin mempertimbangkan untuk ikut melepas saham mereka.
Di sisi lain, langkah Chengdong dalam melepaskan sebagian saham juga dapat dilihat sebagai strategi untuk mengambil keuntungan dari kenaikan nilai saham baru-baru ini. Pemegang saham lainnya perlu mempertimbangkan fakta ini saat melakukan analisis risiko terhadap portofolio mereka.
Transaksi besar semacam ini sering kali menandai titik balik dalam persepsi pasar terhadap sebuah perusahaan. Investor cerdas akan memerhatikan kondisi pasar, fundamental perusahaan, dan dampak dari transaksi semacam ini dalam membuat keputusan investasi mereka.
Perkembangan Bisnis BUMI di Masa Depan
Meskipun ada perubahan kepemilikan, potensi bisnis BUMI tetap menjadi sorotan. Perusahaan ini bergerak di sektor sumber daya yang vital bagi perekonomian. Dengan meningkatnya permintaan energi, peran BUMI sebagai salah satu pemain utama selalu dinanti.
Kinerja perusahaan dalam menghadapi tantangan global, seperti pergeseran menuju energi terbarukan, menjadi fokus utama. Keputusan strategis yang diambil oleh manajemen akan menentukan arah dan kelangsungan perusahaan di pasar yang kompetitif ini.
Selanjutnya, pemangku kepentingan dan investor perlu mengikuti perkembangan terbaru dari proyek-proyek yang sedang berjalan dan rencana ekspansi BUMI. Semua ini dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang potensi pertumbuhan di masa mendatang.
















