Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan jaminan bahwa defisit anggaran pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025 tidak akan melebihi batas 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Ia menegaskan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berlanjut tanpa mengorbankan kestabilan anggaran.
Purbaya meminta agar semua pihak tidak khawatir terkait pelanggaran prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan fiskal. Dalam penjelasannya, ia meyakinkan bahwa upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi tidak akan berdampak negatif pada kesehatan APBN.
“Defisit yang ada masih dalam batas aman di bawah 3 persen, jadi tidak perlu takut jika saya melanggar prinsip kehati-hatian fiskal,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta.
Angka Defisit dan Kebijakan Pemerintah yang Berjalan
Per 30 September 2025, defisit APBN tercatat mencapai Rp371,5 triliun, yang setara dengan 1,56 persen dari PDB. Pemerintah telah menetapkan target defisit anggaran pada tahun 2025 sebesar Rp662 triliun atau 2,78 persen dari PDB, menunjukkan komitmen dalam pengelolaan keuangan negara yang berkelanjutan.
Untuk tahun 2026, pemerintah juga telah menetapkan defisit APBN sebesar 2,68 persen. Target ini dipandang realistis dan sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang optimis untuk tahun mendatang.
Purbaya menjelaskan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah tidak akan membuat APBN mengalami defisit yang parah. Ia memberi contoh pergeseran dana sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke lima bank Himbara, yang menunjukkan langkah pragmatis dalam pengelolaan keuangan.
Strategi Keuangan dan Perencanaan yang Masif
Menariknya, pergeseran dana Rp200 triliun tersebut tidak menambah beban anggaran baru, melainkan hanya memindahkan dana yang sudah ada. Purbaya mengklaim langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat likuiditas perbankan sekaligus mempertahankan stabilitas keuangan.
Dia juga menambahkan bahwa, meskipun ada pergeseran dana, pemerintah masih memiliki kontrol penuh terhadap dana tersebut. Dengan strategi seperti ini, diharapkan keuangan negara tetap dalam kondisi sehat dan mampu mendukung pembangunan.
Selain itu, Purbaya menyatakan bahwa ekonomi Indonesia menunjukkan tanda-tanda perbaikan dalam beberapa bulan terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan antara 5,6 hingga 5,7 persen pada kuartal IV tahun 2025 merupakan gambaran optimis akan pemulihan pasca-pandemi.
Pertumbuhan Ekonomi dan Harapan di Masa Depan
Purbaya optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai hingga 6 persen di tahun depan. Dasar optimisme tersebut bertumpu pada sejumlah indikator positif yang menunjukkan daya saing dan ketahanan ekonomi nasional.
Namun, ia juga mengingatkan agar semua kebijakan yang dibuat tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian. Dalam setiap keputusan di sektor fiskal, kelebihan dan kekurangan perlu dianalisis secara menyeluruh untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan.
Kebangkitan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan sangat penting bagi pemerintah, terutama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat serta menciptakan lapangan kerja menjadi prioritas utama dalam agenda-program pemerintah mendatang.
















