Ratusan petani tebu di Jawa Timur saat ini berada dalam situasi yang sangat sulit. Ancaman mogok massal mencuat sebagai reaksi atas sejumlah masalah yang mengganggu mereka, termasuk tidak terserapnya puluhan ribu ton gula di pasaran.
Petani menuntut agar pemerintah menepati janji untuk membeli gula yang mereka hasilkan, karena stagnasi ini mengancam keberlangsungan usaha mereka.
Sunardi Eko Sukamto, Sekjen DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), menyatakan banyak petani yang tidak bisa melanjutkan operasional tani mereka. Dengan tumpukan gula yang mengisi gudang, sekitar 76.700 ton gula petani di Jawa Timur tidak dapat terserap oleh pasar.
Petani menghadapi tantangan berat, terutama dengan pabrik-pabrik yang terpaksa menghentikan produksi karena gula yang sudah menumpuk. Jika tidak segera ada langkah nyata dari pemerintah, situasi ini bisa menjadi semakin buruk bagi petani.
Sunardi menegaskan bahwa beberapa pabrik gula mengalami kesulitan akibat gula yang tidak terjual. Hal ini semakin memperuncing permasalahan bagi mereka yang bergantung pada hasil panen tebu.
Permohonan Sanjungan pada Pemerintah yang Belum Terealisasi
Sunardi merasa frustrasi menunggu bantuan dari pihak pemerintah. Keterlambatan pencairan dana sebesar Rp1,5 triliun yang dijanjikan untuk membantu membeli gula petani semakin membuat keadaan menjadi genting.
Sejumlah petani mulai mempertanyakan seberapa serius pemerintah dalam membantu mereka mencapai swasembada gula. Tanpa ada tindakan konkret, mereka khawatir mimpi tersebut hanya akan menjadi sebuah ilusi.
Kepedihan yang dirasakan petani terasa semakin dalam ketika mereka menilai bahwa impian untuk mencapai swasembada gula di tahun 2027 bisa hanya tinggal angan-angan. Mereka merasa tidak ada upaya nyata untuk mengatasi persoalan yang mereka hadapi.
Perwakilan petani menekankan pentingnya agar pemerintah segera mengatasi permasalahan ini demi masa depan petani dan ketahanan pangan negara. Jika tidak, mereka akan serentak mengambil langkah drastis seperti mogok kerja.
Pemerintah diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan petani melalui tindakan nyata. Hal ini penting agar petani tidak merasa diabaikan oleh pihak yang berwenang.
Dampak Ekonomi terhadap Petani dan Masyarakat Pedesaan
Dewan Pembina DPD APTRI, Arum Sabil, mengingatkan pentingnya gula petani bagi penggerak ekonomi pedesaan. Ketidakmampuan untuk menyerap ratusan ribu ton gula di seluruh Indonesia pastinya akan berdampak fatal bagi mereka.
Ketika petani tebu mengalami kerugian, hal ini akan berimbas pada kualitas dan volume produksi mereka di masa yang akan datang. Kesejahteraan petani bukan hanya soal individu, tetapi juga berpengaruh pada masyarakat di sekitarnya.
Menghadapi masalah ini, Arum menyarankan agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah strategis. Formasi badan khusus untuk menangani distribusi dan penyerapan gula di Indonesia dinilai perlu untuk mengurangi masalah yang ada.
Panjangnya jalur birokrasi yang tidak efisien menjadi penghambat dalam realisasi bantuan yang seharusnya didapat petani. Hal ini diperburuk oleh banyaknya aturan yang saling berkaitan, membuat program pemerintah tidak berjalan dengan optimal.
Namun, janji pemerintah untuk mengallocasikan Rp1,5 triliun untuk menyerap gula petani dipandang sebagai langkah awal yang positif. Ini dapat membantu petani untuk melanjutkan usaha dan berproduksi kembali di musim panen berikutnya.
Urgensi Tindakan Segera untuk Mengatasi Krisis Gula
Arum menekankan tidak ada waktu untuk menunggu lebih lama. Petani sangat berharap pemerintah dapat merealisasikan janjinya agar mereka bisa bertahan dan terus berproduksi.
Jika anggaran ini terealisasi, Arum percaya dampak positif akan terasa tidak hanya bagi petani tetapi juga bagi pasar gula. Situasi ini juga bisa mempengaruhi psikologis para pedagang yang selama ini takut untuk membeli gula petani.
Dengan adanya kepastian dari pemerintah, pedagang akan lebih berani untuk melakukan transaksi. Ketidakpastian harga yang sering dihadapi mereka akibat banyaknya gula rafinasi di pasaran juga bisa teratasi.
Masalah ini harus dilihat dari perspektif yang lebih luas, agar petani tidak merasa terisolasi. Keterlibatan pemerintah dalam hal pengelolaan distribusi dan penyerapan gula sangat krusial untuk membangun ketahanan pangan.
Pelenggaraan program yang terintegrasi dan cepat bisa menjadi solusi untuk mengurangi beban yang ditanggung petani di seluruh tanah air. Petani tebu sangat berharap agar pemerintah menjaga komitmennya untuk merealisasikan bantuan yang telah dijanjikan.