Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pangan Nasional, Andi Amran Sulaiman, percaya kolaborasi lintas sektor dapat memperkuat program pengentasan kemiskinan di pedesaan. Ia memproyeksikan bahwa jika diterapkan dengan baik, program ini bisa menciptakan nilai ekonomi hingga Rp113 triliun, yang sangat signifikan bagi penduduk desa.
Dengan lebih dari 160 juta penduduk bekerja di sektor pertanian, angka ini mencakup sekitar 60 hingga 70 persen dari total populasi. Fokus utama dari kolaborasi ini adalah meningkatkan pendapatan petani, khususnya melalui komoditas utama seperti padi.
Amran mengungkapkan bahwa perbaikan kesejahteraan petani juga terlihat dari nilai tukar petani (NTP) yang kini mencapai 124, melampaui target yang ditetapkan sebesar 110. Ini merupakan hasil dari upaya pemerintah dalam memberi akses terhadap pupuk, bantuan alat pertanian, dan memperkuat kerja sama di antara berbagai pihak.
Strategi Pengentasan Kemiskinan Melalui Pendataan di 10 Kabupaten
Berita baik ini didukung oleh kerja sama antara Kementerian Pertanian dan Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin). Mereka akan memulai dengan mendata masyarakat miskin secara rinci di sepuluh kabupaten prioritas tahun ini. Data ini akan menjadi acuan untuk berbagai program di sektor pertanian.
Budiman Sudjatmiko, Kepala BP Taskin, menjelaskan bahwa pendataan ini bertujuan untuk mengetahui langsung kondisi masyarakat. Melalui pendekatan by name, by address, mereka dapat mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang benar-benar memerlukan bantuan.
Setelah pendataan, program ini dirancang untuk tidak hanya bergerak di sepuluh kabupaten tersebut. Ia bakal diperluas dengan konsep aglomerasi yang menghubungkan kabupaten prioritas dengan kabupaten-kabupaten sekitar agar dapat membangun kluster pembangunan yang saling menguatkan.
Penerapan Program di Wilayah yang Memerlukan Perhatian Ekstra
Budiman memberikan contoh di mana konsep serupa telah berhasil diterapkan di wilayah Cirebon, Indramayu, dan Kuningan. Langkah selanjutnya adalah memperluas program ini ke daerah lainnya, termasuk di Jember dan Probolinggo, yang termasuk dalam kategori daerah dengan angka kemiskinan tinggi.
Target yang dicanangkan adalah penurunan angka kemiskinan ekstrem minimal sebesar 40 hingga 50 persen dalam dua tahun pertama pelaksanaannya. Ini menjadi tantangan yang tidak boleh diremehkan, mengingat rata-rata tingkat kemiskinan di daerah tersebut masih di kisaran 11 hingga 15 persen.
Budiman menyatakan komitmennya untuk menciptakan nol kemiskinan ekstrem. Program ini ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang produktif dan memberikan harapan bagi masyarakat untuk dapat keluar dari jerat kemiskinan.
Kesejahteraan Petani Melalui Bantuan Terintegrasi
Pertumbuhan nilai tukar petani dan penciptaan ekonomi yang lebih kuat memiliki hubungan erat satu sama lain. Amran menekankan pentingnya bantuan praktis yang terintegrasi, seperti subsidi pupuk dan alat pertanian, kepada petani. Pendekatan ini harus disesuaikan dengan kondisi setiap daerah dan warga yang membutuhkan.
Contohnya adalah saat seseorang memiliki lahan tetapi tidak memiliki cukup modal, mereka bisa mendapatkan bantuan untuk benih dan alat pertanian. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan lahan pertaniannya dan meningkatkan hasil panen.
Bagi mereka yang tidak memiliki lahan, opsi lain bisa berupa bantuan untuk usaha ternak kecil, seperti ayam atau kambing. Melalui pemeliharaan hewan ternak, mereka bisa menghasilkan pendapatan lebih dan memperbaiki kehidupan mereka dalam waktu singkat.