Menteri Perdagangan mengungkapkan harapan besar mengenai peningkatan ekspor Indonesia ke Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) setelah penandatanganan perjanjian dagang dengan negara-negara terkait. Ditargetkan, ekspor dapat meningkat hingga dua kali lipat setelah kesepakatan tersebut resmi berlaku.
Kini, pembahasan teknis perjanjian itu telah memasuki fase akhir, menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam dunia perdagangan Indonesia. Dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Menteri Perdagangan menyampaikan pentingnya kerja sama ini untuk memperluas akses pasar Indonesia.
“Kita sangat optimis karena potensi perdagangan kita di kawasan ini masih sangat besar. Dengan perkembangan yang ada, kami berharap penetrasi pasar dapat meningkat dengan signifikan,” ujar Menteri Perdagangan.
Peluang Ekonomi yang Belum Tercapai di EAEU
Menteri Perdagangan menjelaskan bahwa nilai perdagangan saat ini belum mencerminkan potensi sebenarnya. Saat ini, total ekspor Indonesia ke EAEU mencapai sekitar US$4,1 miliar, tetapi banyak komoditas yang masih bisa dijual di pasar tersebut.
Ia menekankan bahwa meskipun tarif perdagangan dalam perjanjian EAEU belum sepenuhnya nol persen, mekanisme pengurangan tarif secara bertahap akan tetap menguntungkan Indonesia. Hal ini dikarenakan pasar EAEU yang sangat besar dan berpotensi untuk menjangkau lebih banyak produk dari Indonesia.
Sejumlah barang modal seperti gandum dan pupuk menjadi impor utama dari negara-negara EAEU. Dalam hal ini, Indonesia juga memiliki banyak komoditas unggulan yang berpeluang untuk diekspor, di antaranya adalah minyak kelapa sawit mentah dan tekstil.
Peningkatan Target Ekspor dan Kerja Sama Regional
Dalam dialog dengan mitra dagang EAEU, diharapkan dapat diperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan. Menteri Perdagangan mengungkapkan bahwa sektor-sektor seperti minyak kelapa sawit dan tekstil telah menunjukkan potensi yang besar di pasar EAEU.
“Kami ingin memperkenalkan produk-produk unggulan lainnya termasuk produk tekstil yang diminati di kawasan ini. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk meningkatkan daya saing,” ungkap Menteri.
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan langkah-langkah konkret untuk memfasilitasi peningkatan ekspor ini. Komunikasi yang intens dengan pengusaha dan mitra dagang di EAEU diharapkan dapat mempercepat proses integrasi ekonomi.
Proses Menuju Penandatanganan Kesepakatan Perdagangan
Pemerintah sedang dalam tahap menyelaraskan waktu penandatanganan Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia. Target awal penandatanganan dijadwalkan pada 20-21 Desember 2025, bersamaan dengan EAEU Summit di St. Petersburg, Rusia.
Prosedur internal di masing-masing negara anggota EAEU sedang dalam penyelesaian untuk memastikan semuanya siap menjelang finalisasi kesepakatan. Penandatanganan nanti diharapkan dilakukan di hadapan para pemimpin masing-masing negara.
Dalam data terbaru, nilai perdagangan Indonesia dengan EAEU sudah meningkat meski masih berada pada angka yang cukup rendah. Ekspor teko Indonesia mencapai US$1,5 miliar, yang menunjukkan pertumbuhan yang positif dibandingkan tahun lalu.
Persaingan Global dan Tatanan Baru Arus Perdagangan
Dalam konteks yang lebih luas, perjanjian ini menjadi bagian dari strategi Indonesia untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Dengan bergabungnya Indonesia dalam EAEU, diharapkan akan ada penguatan posisi di pasar internasional.
Memiliki akses yang lebih baik ke negara-negara di EAEU akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi ekspor tetapi juga memberikan peluang kerja baru di dalam negeri. Hal ini selaras dengan visi pemerintah untuk memperkuat perekonomian nasional.
Langkah ini akan berkontribusi pada pertumbuhan sektor industri, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang, diharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu pemain utama di pasar global.
















