Kabel bawah laut yang menghubungkan berbagai negara di dunia mengalami gangguan di Laut Merah, yang mengakibatkan krisis konektivitas internet di sejumlah wilayah, termasuk Asia dan Timur Tengah. Gangguan ini telah terdeteksi oleh Netblocks, sebuah organisasi yang memonitor kelancaran internet di berbagai negara, serta mengkonfirmasi bahwa dampaknya dirasakan di negara-negara seperti India dan Pakistan.
Tidak hanya itu, dua penyedia layanan internet di Uni Emirat Arab juga merasakan efek negatif dari insiden ini. Kerusakan tersebut dilaporkan terjadi pada sistem kabel yang berada dekat dengan Jeddah, Arab Saudi, dan detail lebih lanjut mengenai penyebab kerusakan ini masih belum jelas.
Pada hari Sabtu, Microsoft memberikan pernyataan resmi bahwa pengguna layanan cloud Microsoft Azure mungkin mengalami peningkatan latensi akibat insiden tersebut. Pengalihan lalu lintas internet dilakukan melalui jalur alternatif untuk meminimalkan gangguan.
Dampak Gangguan Kabel Bawah Laut Terhadap Konektivitas Internet
Ketika kabel bawah laut mengalami kerusakan, dampaknya dapat langsung terasa pada konektivitas internet di berbagai belahan dunia. Konektivitas yang terganggu ini dapat menyebabkan penurunan kecepatan internet atau bahkan pemutusan layanan pada beberapa penyedia. Dalam era komunikasi yang bergantung pada internet, setiap gangguan dapat menyulitkan pengguna dan pelaku bisnis.
Ketersediaan internet yang tidak stabil menciptakan tantangan bagi perusahaan yang beroperasi secara online. Misalnya, perusahaan yang mengandalkan cloud computing untuk menjalankan operasi sehari-hari mereka mungkin mengalami kesulitan yang signifikan. Hal ini juga berpengaruh pada pekerjaan jarak jauh yang semakin marak dilakukan saat ini.
Gangguan semacam ini bisa mengakibatkan kerugian finansial yang cukup besar bagi bisnis. Beberapa perusahaan kecil dapat merasakan dampak yang lebih parah, karena mereka sering kali tidak memiliki sumber daya untuk beralih ke penyedia layanan alternatif dengan cepat.
Penyebab Umum Kerusakan Kabel Bawah Laut di Seluruh Dunia
Menurut laporan dari International Cable Protection Committee, kecelakaan adalah penyebab utama kerusakan kabel bawah laut. Sekitar 70-80 persen insiden tersebut disebabkan oleh aktivitas penangkapan ikan komersial dan jangkar kapal. Kecelakaan ini sering terjadi di kawasan yang padat aktivitas pelayaran.
Selain itu, faktor alam juga berkontribusi terhadap kerusakan kabel, termasuk badai, arus laut yang kuat, dan sedimentasi. Semua ini bisa menyebabkan kabel yang diletakkan di dasar laut menjadi terputus atau rusak. Dengan banyaknya faktor yang dapat berpengaruh, perlindungan yang memadai sangat penting.
Kabel bawah laut biasanya dirancang dengan berbagai lapisan perlindungan, termasuk penguburan dalam tanah dan lapis baja. Meskipun sudah dirancang secara cermat, kerusakan kabel tetap bisa terjadi, menjadikannya tantangan berkelanjutan dalam menjaga konektivitas global.
Upaya Perbaikan dan Manajemen Gangguan Konektivitas
Apabila terjadi gangguan pada kabel bawah laut, langkah pertama yang biasanya diambil adalah mengidentifikasi lokasi kerusakan dan penyebabnya. Tim ahli akan dikirim untuk menilai dan memperbaiki kabel tersebut. Proses perbaikan ini bisa memakan waktu, tergantung pada kedalaman dan lokasi kabel.
Perbaikan kabel tidak hanya memerlukan peralatan canggih, tetapi juga keahlian teknis yang tinggi. Banyak perusahaan yang terlibat dalam industri ini memiliki kapal khusus yang dilengkapi dengan teknologi terbaru untuk melakukan perbaikan di bawah laut.
Meskipun kadang sulit untuk memprediksi kapan dan di mana gangguan akan terjadi, memiliki jalur jaringan alternatif menjadi penting. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa lalu lintas internet dapat dialihkan, sehingga konektivitas tetap terjaga meskipun ada insiden yang tak terduga.