Saham gorengan merupakan praktik manipulasi pasar yang sering kali merugikan investor ritel. Ini menjadi perhatian penting karena dampaknya dapat sangat besar terhadap kesehatan pasar modal secara keseluruhan.
Praktik ini melibatkan pengendalian atau manipulasi harga saham oleh oknum tertentu, dengan tujuan untuk menciptakan lonjakan harga yang cepat. Investor ritel kemudian terjebak untuk berinvestasi sebelum harga saham tersebut dijual kembali pada puncaknya.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam kunjungannya ke Gedung Bursa Efek Indonesia, kembali menyoroti isu ini. Ia bahkan menegur pihak direksi Bursa Efek Indonesia yang telah meminta insentif sebelum menyelesaikan masalah ini.
Purbaya meminta agar Bursa Efek Indonesia dapat menuntaskan masalah keberadaan saham gorengan sebelum mendapatkan dukungan berupa insentif. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga integritas pasar modal.
“Sebelum memberikan insentif, saya ingin melihat perubahan signifikan di pasar modal kita,” ungkap Purbaya. Dia menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan terhadap investor kecil.
Pengertian dan Ciri-Ciri Saham Gorengan untuk Investor Ritel
Ciri-ciri saham gorengan sering kali sulit dikenali, meskipun praktik ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan investor. Biasanya, saham-saham ini menunjukkan kenaikan harga yang tidak wajar dan pergerakan transaksi yang mencolok.
Saham gorengan dapat diidentifikasi dari frekuensi dan volume transaksi yang tidak normal, sering kali dengan fluktuasi harga yang tajam. Ini dapat membuat investor tertarik, tapi justru berisiko tinggi.
Dalam banyak kasus, saham-saham ini dimanipulasi untuk menarik perhatian, sementara nilai sebenarnya dari perusahaan tidak berbanding lurus dengan harga yang ditawarkan. Ini menjadikan investor ritel rentan terhadap kerugian besar.
Pasar sering kali dipenuhi dengan istilah-istilah seperti “cornering the market” atau “marking the close” yang menggambarkan praktik manipulatif tersebut. Ini adalah teknik yang digunakan untuk memanipulasi harga saham agar terlihat lebih menarik bagi calon pembeli.
Risiko dan Konsekuensi Bagi Investor yang Terlibat dalam Saham Gorengan
Bagi investor ritel, berinvestasi dalam saham gorengan bisa berakibat fatal. Banyak yang terjebak pada saat harga mencapai puncaknya tanpa menyadari bahwa itu adalah hasil dari manipulasi pasar.
Risiko utama dari perdagangan saham semacam ini adalah penurunan harga yang tajam setelah lonjakan, yang sering kali meninggalkan investor dengan kerugian besar. Investor sering kali menjadi korban dari strategi manipulative yang berujung pada kerugian finansial.
Kejadian semacam ini bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan pada pasar saham di negara tersebut. Jika tidak diatur dengan baik, pasar modal dapat menjadi tempat yang berbahaya bagi investor yang kurang berpengalaman.
Fokus untuk membangun pasar modal yang sehat sangat penting untuk memberikan perlindungan kepada investor, khususnya mereka yang baru mulai berinvestasi. Keberadaan mekanisme penegakan hukum yang ketat diperlukan untuk mencegah praktik-praktik tidak etis.
Regulasi dan Kebijakan Terkait Saham Gorengan di Indonesia
Undang-Undang No 8/1995 tentang Pasar Modal juga mencakup regulasi terkait manipulasi pasar. Khususnya pada Bab XI, terdapat beberapa pasal yang menjelaskan tentang larangan tindakan manipulatif pada saham.
Strategi yang diterapkan dalam regulasi ini meliputi pengawasan yang ketat terhadap transaksi saham untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan. Ini bertujuan untuk melindungi kepentingan investor dan menjaga integritas pasar.
Pasal 91, 92, dan 93 dalam undang-undang tersebut secara khusus menjelaskan tentang tindakan yang dapat dikenakan sanksi jika terjadi manipulasi harga saham. Ini sebagai langkah untuk menjamin bahwa kegiatan di pasar modal berlangsung secara adil dan transparan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memiliki tanggung jawab untuk memantau dan mengawasi pergerakan pasar. Dengan melakukan pemeriksaan mendalam terhadap perusahaan-perusahaan yang terlibat, diharapkan pengawasan dapat berjalan efektif.