Kepala Badan Gizi Nasional mengumumkan bahwa badan tersebut memperoleh alokasi anggaran mencapai Rp268 triliun untuk tahun 2026. Alokasi dana ini tertuang dalam Surat Bersama Pagu Anggaran yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional pada awal Juli 2025.
Dalam Rapat Dengar Pendapat yang berlangsung di Jakarta, pejabat tersebut menjelaskan bahwa anggaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemenuhan gizi melalui program Makan Bergizi Gratis bagi anak sekolah dan kelompok rentan lainnya. Dengan dukungan ini, pemerintah berharap dapat mengatasi masalah gizi yang kerap dihadapi oleh masyarakat.
Badannya sebelumnya hanya mendapatkan pagu indikatif sebesar Rp217 triliun. Namun, dengan adanya diskusi dan penambahan anggaran sebesar Rp50 triliun, kini total anggaran menjadi Rp268 triliun, yang akan sangat bermanfaat untuk berbagai program kesehatan dan pendidikan.
Detail Alokasi Anggaran untuk Program Gizi Nasional
Alokasi tambahan Rp50 triliun ini akan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk bantuan pangan bagi anak-anak di sekolah. Sekitar Rp34,4 triliun dari total tersebut akan dijadikan subsidi pemenuhan gizi bagi anak-anak di sekolah yang terdaftar.
Sementara itu, dana sebesar Rp3,1 triliun akan ditujukan untuk ibu hamil, menyusui, dan balita yang membutuhkan perhatian khusus agar mendapatkan nutrisi yang baik. Dengan langkah ini, pemerintah berharap dapat menurunkan angka stunting dan gangguan gizi lainnya.
Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk keperluan lain, seperti belanja pegawai, digitalisasi program, dan promosi edukasi yang turut menjadi bagian penting dalam peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi.
Komposisi dan Pemanfaatan Anggaran Menurut Sektor
Melihat secara keseluruhan, sekitar 95,4 persen dari total anggaran ini, atau sekitar Rp255,58 triliun, akan langsung diarahkan untuk mendukung pemenuhan gizi nasional. Sisanya, sekitar 4,6 persen, diperuntukkan bagi dukungan manajemen yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan program-program tersebut.
Dari pengeluaran menurut sektor, dana ini dipecah menjadi Rp223 triliun untuk pendidikan, Rp24,7 triliun untuk kesehatan, dan Rp19,7 triliun untuk sektor ekonomi. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan.
Berdasarkan klasifikasi belanja, sebagian besar alokasi anggaran ini akan digunakan untuk belanja barang, mencapai Rp261,8 triliun. Hal ini mencerminkan fokus pada intervensi langsung yang dapat memberikan manfaat segera kepada masyarakat.
Target Penerima Manfaat dan Dampak Program Gizi
Dalam sektor pendidikan, porsi terbesar dari anggaran ini digunakan untuk mendukung anak-anak di tingkat SD/MI, di mana sekitar Rp94,3 triliun akan dialokasikan untuk 28,3 juta murid. Ini adalah langkah penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan sekaligus nutrisi yang baik.
Sementara itu, anggaran untuk sektor kesehatan mencakup Rp24,7 triliun. Dari jumlah tersebut, dana khusus untuk ibu hamil, balita, dan ibu menyusui merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan ibu dan anak.
Proyeksi penerima manfaat dari program Makan Bergizi Gratis ini mencakup total sekitar 74,5 juta orang, dengan anggaran sekitar Rp248,2 triliun. Melalui program ini, diharapkan masyarakat dapat lebih terjamin dalam mendapatkan gizi dan kesehatan yang memadai, yang merupakan fondasi penting bagi pembangunan bangsa.