Kanker kolorektal atau kanker usus besar semakin menarik perhatian, terutama karena semakin banyak kasus yang muncul di kalangan generasi muda. Kini, kondisi yang biasanya menyerang orang dewasa yang lebih tua juga mulai banyak ditemukan pada usia di bawah 45 tahun.
Studi menunjukkan bahwa gaya hidup yang kurang aktif dan pola makan yang tidak sehat berperan besar dalam peningkatan angka kanker kolorektal. Para dokter mendorong kelompok usia muda untuk lebih perhatian terhadap kesehatan mereka dan mengonsultasikan gejala-gejala tertentu kepada tenaga medis.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak dokter bedah di berbagai pusat medis melaporkan kasus-kasus baru kanker kolorektal pada pasien muda. Diagnosis ini sering kali terlambat karena gejala yang dianggap sepele, seperti pendarahan rektal atau sembelit, diabaikan hingga menjadi serius.
Meningkatnya Kasus Kanker Kolorektal di Usia Muda
Penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini tidak hanya muncul pada orang yang berusia di atas 65 tahun, tetapi juga meningkat pesat di kalangan generasi muda. Bentuk kanker ini kini dipandang sebagai ancaman kesehatan yang serius bagi individu berusia 18 hingga 35 tahun.
Klinik-klinik kesehatan sering mendapatkan rujukan pasien muda dengan gejala yang mencurigakan. Dengan semakin meningkatnya diagnosis, para ahli memperingatkan bahwa perubahan dalam gaya hidup perlu diterapkan secepatnya untuk menanggulangi masalah ini.
Data menunjukkan bahwa dalam satu minggu tunggal, tujuh pasien yang didiagnosis kanker kolorektal di suatu praktik merupakan orang-orang muda. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini bisa menyerang tanpa memandang usia.
Sebab-sebab peningkatan ini seringkali kompleks dan multidemensional. Ditemukan bahwa pola makan tinggi lemak dan kurangnya aktivitas fisik berkontribusi pada risiko kanker kolorektal pada usia muda.
Penyebab Utama Peningkatan Kasus Kanker Kolorektal
Walaupun penyebab pasti dari peningkatan kanker kolorektal di kalangan generasi muda belum sepenuhnya dipahami, banyak faktor gaya hidup dikaitkan dengan risiko ini. Pola makan yang kurang seimbang, termasuk asupan tinggi daging olahan dan rendah serat, memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit ini.
Obesitas dan gaya hidup sedentari juga menjadi faktor signifikan yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker kolorektal. Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan juga diidentifikasi sebagai penyebab yang mungkin memperburuk risiko.
Beberapa individu memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal yang mengharuskan mereka untuk lebih ekstra hati-hati. Ketika ada anggota keluarga yang menderita penyakit ini, skrining kolon pada usia lebih awal disarankan untuk deteksi dini.
Dari sisi genetik, kondisi seperti Sindrom Lynch yang berhubungan dengan kanker usus besar telah diidentifikasi, meski tidak semua kasus tergolong demikian. Banyak dokter menemukan bahwa banyak kasus kanker kolorektal pada usia muda muncul tanpa latar belakang genetis yang jelas.
Tanda dan Gejala Kanker Kolorektal yang Perlu Diperhatikan
Penting bagi setiap orang untuk memahami tanda dan gejala awal kanker kolorektal. Beberapa gejala yang umum termasuk perubahan drastis dalam kebiasaan buang air besar, seperti diare dan sembelit. Gejala ini sering kali diabaikan hingga menjadi parah.
Darah dalam tinja, apakah terlihat merah terang atau kehitaman, juga merupakan tanda yang harus diwaspadai. Seringkali, individu tidak menyadari pentingnya gejala ini karena dianggap sebagai masalah sepele, padahal bisa jadi petunjuk serius.
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan perasaan tidak tuntas setelah buang air besar adalah dua tanda lain yang harus diperhatikan. Merasa sangat lelah sepanjang waktu, meskipun tidak melakukan aktivitas berat, juga bisa menjadi indikator adanya masalah kesehatan.
Namun, ada juga kasus di mana orang tidak menunjukkan gejala apa pun. Situasi ini membuat pentingnya berkonsultasi dengan dokter, terutama jika ada riwayat kanker kolorektal di dalam keluarga.