Para pemimpin negara kawasan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) baru saja menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) yang berlangsung selama dua hari di Gyeongju, Korea Selatan. Pada kesempatan ini, mereka menyepakati Deklarasi Gyeongju yang menegaskan komitmen untuk memperkuat perdagangan dan investasi di wilayah tersebut, yang merupakan rumah bagi lebih dari setengah perekonomian dunia.
Dalam pertemuan ini, negara-negara anggota APEC menekankan pentingnya menciptakan lingkungan perdagangan yang inklusif dan tangguh. Komitmen ini juga bertujuan untuk memperdalam kerja sama ekonomi di tengah perubahan dinamika global yang terus berlangsung.
Pernyataan bersama yang dihasilkan menegaskan bahwa perdagangan dan investasi yang kuat merupakan kunci pertumbuhan dan kemakmuran kawasan Asia-Pasifik. Dengan kerja sama ini, para pemimpin berharap dapat memajukan agenda pembangunan yang lebih berkelanjutan di masa mendatang.
Pentingnya Menguatkan Kerja Sama Ekonomi di Asia-Pasifik
Para pemimpin APEC sepakat bahwa kerjasama ekonomi sangat esensial untuk menghadapi tantangan global. Mereka berkomitmen untuk menciptakan rasa saling percaya dan kemitraan yang lebih kuat antara negara-negara anggota.
Pernyataan tersebut juga mencakup komitmen untuk meningkatkan investasi di infrastruktur dan teknologi, guna mendukung pertumbuhan yang lebih inklusif. Melalui kerjasama ini, diharapkan sektor-sektor yang kurang berkembang dapat berpartisipasi lebih aktif dalam perekonomian global.
Dalam konteks ini, penting bagi negara-negara APEC untuk saling mendukung dalam menghadapi tantangan baru yang muncul. Ini termasuk isu-isu seperti perubahan iklim, kesehatan, dan ketidakstabilan ekonomi yang dapat memengaruhi perekonomian kawasan.
Perubahan Sikap Terhadap Sistem Perdagangan Multilateral
Menarik untuk dicatat bahwa deklarasi kali ini tidak mencantumkan dukungan terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis WTO seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pandangan di antara negara-negara anggota.
Perubahan ini bisa jadi mencerminkan ketidakpuasan terhadap kebijakan proteksionis yang diambil oleh beberapa kekuatan ekonomi besar, khususnya Amerika Serikat. Hal ini tentu saja akan memengaruhi dinamika perdagangan di kawasan Asia-Pasifik ke depan.
Sejak 2021, pernyataan-penyataan KTT APEC selalu menekankan pentingnya sistem perdagangan berbasis aturan. Namun, tahun ini menunjukkan bahwa isu-isu yang lebih kompleks dan beragam mulai muncul dalam dialog antar negara anggota.
Fokus Pada Industri Budaya dan Kreatif
Salah satu hal baru dalam deklarasi adalah pengakuan terhadap industri budaya dan kreatif sebagai motor penggerak pertumbuhan baru bagi kawasan. Para pemimpin APEC melihat potensi besar di sektor ini untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan itu, dua dokumen tambahan juga diadopsi untuk mendukung inisiatif terkait kecerdasan buatan (AI) dan respons terhadap perubahan demografis. Ini menunjukkan perhatian yang lebih besar terhadap teknologi dan inovasi sebagai pendorong pertumbuhan.
Inisiatif ini akan memberikan dorongan penting bagi negara-negara yang ingin memanfaatkan perkembangan teknologi untuk kepentingan ekonomi dan sosial. Dalam hal ini, dukungan terhadap industri kreatif dapat menjadi bagian integral dari strategi pembangunan yang lebih luas.
Menatap Masa Depan yang Berkelanjutan
Di tengah tantangan global, semua negara anggota APEC sepakat bahwa pertumbuhan berkelanjutan harus menjadi tujuan utama. Deklarasi Gyeongju menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi isu-isu lingkungan dan sosial yang dihadapi saat ini.
Pada akhirnya, kesepakatan yang dicapai di KTT ini akan menjadi pijakan untuk melanjutkan dialog dan pembicaraan yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi di masa depan. Negara-negara anggota berharap dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih baik.
KTT APEC kali ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan pandangan mengenai banyak isu, masih ada komitmen untuk bekerja bersama demi kesejahteraan kawasan. Dengan saling mendukung, diharapkan para pemimpin dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat di seluruh Asia-Pasifik.
















