Rentetan gempa yang mengguncang wilayah Bandung dan sekitarnya baru-baru ini menjadi perhatian serius. Fenomena ini terjadi sebagai akibat dari meningkatnya aktivitas Sesar Lembang, yang merupakan salah satu sesar aktif di Indonesia.
Gempa terkini terjadi pada tanggal 20 Agustus dengan magnitudo 1,7, menambah daftar panjang aktivitas seismik di daerah ini. Dengan episenter berada di darat, 3 kilometer barat laut Kabupaten Bandung Barat, gempa ini menunjukkan bahwa Sesar Lembang masih sangat aktif.
Serangkaian kejadian gempa ini menunjukkan bahwa Sesar Lembang adalah sesar yang aktif dan patut diwaspadai. Para ahli memperingatkan bahwa aktivitas gempa ini dapat berdampak luas jika terjadi gempa yang lebih besar.
Pengenalan tentang Sesar Lembang dan Aktivitas Gempa
Sesar Lembang merupakan salah satu dari 81 sesar aktif yang ada di Indonesia. Terletak 8 hingga 10 kilometer di utara kota Bandung, sesar ini memiliki panjang patahan yang mencapai 29 kilometer.
Kecepatan pergerakan sesar ini mencapai 6 milimeter per tahun, menunjukkan tingkat aktivitas yang signifikan. Dengan enam segmen patahan yang tidak lurus, Sesar Lembang telah menjadi area penelitian bagi geolog untuk memahami potensi risiko yang ada.
Segmen-segmen tersebut meliputi Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng. Setiap segmen memiliki karakteristik unik yang berkontribusi pada dinamika seismik di wilayah tersebut.
Potensi Kerusakan dan Dampak Gempa
Pada tahun 2024, dalam sebuah diskusi daring, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG membahas potensi bencana yang mungkin terjadi akibat Sesar Lembang. Berdasarkan hasil pemetaan, sesar ini memiliki potensi magnitudo maksimum mencapai 6,8.
Jika terjadi gempa di kedalaman 10 kilometer, dampaknya terhadap daerah sekitar Bandung bisa cukup signifikan. Dengan skala MMI antara VI hingga VII, risiko kerusakan bangunan sangat tinggi.
Para ahli menegaskan pentingnya membangun gedung yang sesuai dengan standar tahan gempa untuk meminimalkan kerusakan. Bangunan yang tidak memenuhi standar, dalam skala kekuatan tersebut, dapat berpotensi hancur total.
Kondisi Geologis dan Relevansinya untuk Bandung
Menariknya, kondisi geologis di sekitar Bandung juga memengaruhi dampak dari gempa. Kota ini dibangun di atas bekas danau purba, membuat tanahnya tergolong lunak. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya getaran yang dirasakan lebih kuat meskipun jarak dari pusat gempa cukup jauh.
Geogan mendorong masyarakat untuk lebih memahami geology dan mengedukasi diri mengenai bagaimana mempersiapkan diri untuk bencana. Pengetahuan ini diharapkan dapat mengurangi risiko dan kerugian yang mungkin timbul di masa depan.
Dengan pemahaman yang baik mengenai potensi gempa ini, masyarakat di area Bandung diharapkan lebih waspada dan siap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam. Upaya mitigasi risiko sangat penting untuk menyelamatkan banyak nyawa.