Seiring berkembangnya zaman, sejumlah profesi yang dianggap kuno kini kembali mendapatkan perhatian, termasuk profesi petani. Dalam laporan terkini, terungkap bahwa petani dan pekerja di sektor pertanian memiliki potensi pertumbuhan tinggi yang menarik bagi generasi muda, terutama Gen Z.
Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan pangan global yang terus meningkat dan ancaman dari perubahan iklim. Banyak yang berpikir bahwa profesi yang semula dianggap jadul ini akan kembali menjadi primadona di dunia kerja modern.
Minat terhadap profesi petani ini bukan tanpa alasan. Sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung kebutuhan pangan dunia, kini mengalami kekurangan tenaga kerja muda. Para ahli memperkirakan bahwa hingga tahun 2030, akan ada lonjakan permintaan tenaga kerja di bidang ini.
World Economic Forum memperkirakan, sektor pertanian akan membutuhkan tambahan 35 juta tenaga kerja global dalam lima tahun ke depan. Mobile farmer yang mampu beradaptasi dengan teknologi dan tuntutan baru akan menjadi kunci untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Perubahan Paradigma dalam Sektor Pertanian yang Menguntungkan
Fenomena ini menunjukkan bahwa pertanian sedang mengalami transisi besar. Dari yang tradisional, kini telah bertransformasi menjadi lebih modern dengan pemanfaatan teknologi pertanian. Inovasi dalam sektor ini menjadi sangat penting mengingat kebutuhan pangan yang semakin meningkat.
Arnold Puech Pays d’Alissac, Presiden World Farmers’ Organisation menyatakan bahwa banyak petani yang ada sekarang adalah generasi tua. Ini membuka jalan dan peluang bagi generasi muda untuk terjun ke dalam sektor yang sangat strategis ini.
Permintaan pangan yang sejalan dengan proyeksi populasi dunia yang akan mencapai 10,3 miliar pada tahun 2080 menjadi tantangan tersendiri. Tanpa peningkatan jumlah petani muda, dunia mungkin menghadapi krisis pangan yang lebih besar di masa depan.
Bagaimana Gen Z Mengkontribusi pada Dunia Pertanian Modern
Generasi Z memiliki karakteristik unik yang mendorong mereka untuk terlibat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pertanian. Mereka cenderung lebih peduli terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan. Hal ini menjadikan pertanian organik dan ramah lingkungan menjadi pilihan menarik bagi mereka.
Selain itu, dengan kemajuan teknologi, para petani muda kini dapat memanfaatkan berbagai alat dan aplikasi yang dapat mempermudah proses pertanian. Penggunaan drone, sensor tanah, dan teknologi informasi menjadi hal yang biasa dalam pertanian modern.
Generasi Z juga lebih terbuka terhadap ide-ide baru. Mereka mampu mengadaptasi teknik pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan, sehingga meningkatkan produktivitas. Keterampilan ini memungkinkan mereka untuk bersaing dan berkontribusi secara berarti dalam sektor pertanian.
Profesi Lain yang Kembali Populer di Era Modern
Selain profesi petani, ada sejumlah pekerjaan lain yang juga sedang mengalami kebangkitan, seperti keahlian pertukangan dan pengelasan. Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, beberapa individu kembali ke keterampilan manual yang sebelumnya dianggap kuno.
Dalam konteks ini, adopsi teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) menyebabkan perubahan besar dalam cara orang bekerja. Banyak yang begin mencari kembali keahlian manual yang memerlukan alat dan teknik yang lebih tradisional, namun tetap relevan.
Beberapa institusi pendidikan di Amerika Serikat bahkan mulai mengajarkan keterampilan tersebut dengan pendekatan yang lebih modern. Mereka menggabungkan teknik lama dengan teknologi terkini untuk menciptakan peluang kerja baru.
Konsultan pendidikan di Wisconsin, John Mihm, menyatakan bahwa perubahan ini merupakan respons terhadap kekhawatiran terhadap penggantian pekerjaan oleh AI. Sekarang, pekerjaan manual dengan keahlian tinggi semakin diminati dan diperhitungkan dalam dunia kerja.
Pekerjaan yang menggunakan tangan ini, kini diakui sebagai pekerjaan yang memiliki nilai tinggi. Hal ini menarik perhatian orang banyak, terutama generasi muda yang ingin menciptakan sesuatu dengan tangan mereka sendiri.