Direktur Utama PT PLN (Persero) mengungkapkan bahwa pemulihan pascabencana di Aceh masih menghadapi berbagai tantangan. Meskipun sebagian besar jaringan listrik di tingkat desa telah berfungsi kembali, aliran listrik ke rumah-rumah warga masih terhambat akibat kerusakan akibat bencana.
Saat ini, meskipun pasokan listrik di desa-desa sudah pulih, banyak rumah warga yang terendam lumpur dan mengalami kerusakan parah. Hal ini membuat pihak PLN berhati-hati dalam melakukan penyambungan listrik kembali ke rumah pelanggan mereka.
“Kami perlu memastikan bahwa rumah-rumah tersebut aman untuk dialiri listrik. Jika tidak, risiko penyetruman sangat tinggi,” tutur Direktur Utama tersebut dalam sebuah rapat koordinasi pemulihan pascabencana.
Menurutnya, pemulihan sistem kelistrikan di Aceh secara keseluruhan telah mencapai 70 hingga 80 persen. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembalikan aliran listrik ke semua rumah.
Pemulihan Listrik untuk Wilayah Terdampak di Aceh
Dari 23 kabupaten dan kota di Aceh, terdapat 15 yang telah berhasil melakukan pemulihan listrik secara penuh di tingkat desa. Namun, delapan daerah lainnya masih dalam proses pemulihan bertahap dan memerlukan lebih banyak waktu serta usaha.
Beberapa daerah yang cepat pulih termasuk Aceh Utara, walaupun masih ada lebih dari 80 ribu rumah yang terdampak. Dalam situasi ini, PLN harus mempertimbangkan kondisi rumah dan aksesibilitas sebelum menyalakan listrik kembali.
Di Aceh Tengah, capaian pemulihan listrik baru mencapai 70,8 persen, sedangkan daerah Bener Meriah dan Gayo Lues menunjukkan angka yang lebih rendah. Ini menunjukkan pentingnya pemetaan yang mendetail terhadapau pemulihan untuk mempercepat proses.
Kendala dalam Proses Pemulihan Aliran Listrik
Selain kerusakan pada sistem kelistrikan, kendala akses juga menjadi faktor penting dalam proses pemulihan. Di Aceh Tengah dan Bener Meriah, PLN masih mengandalkan jalur udara untuk pengangkutan material pemulihan.
Pemulihan di sejumlah wilayah telah dimulai dengan bantuan pesawat Hercules yang mengangkut tiang listrik dan perlengkapan lainnya. Di Gayo Lues, jalur darat perlahan mulai terbuka, dan pengiriman material diharapkan dapat segera terwujud.
Akses yang terbuka sangat menentukan kecepatan pemulihan listrik. Dalam hal ini, daerah dengan jalur evakuasi yang baik dapat lebih cepat memperoleh pemulihan daripada yang terisolasi.
Prioritas dalam Pemulihan Fasilitas Umum
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat, PLN juga memprioritaskan pemulihan listrik untuk fasilitas layanan publik. Ini termasuk rumah sakit dan puskesmas agar pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak bencana tetap berjalan.
Pemulihan di fasilitas umum ini tidak hanya penting untuk kesehatan warga, tetapi juga untuk memberikan gambaran bahwa pemerintah dan PLN aktif dalam melakukan langkah-langkah responsif. Upaya ini menunjukkan kepedulian yang nyata terhadap keadaan masyarakat pascaperistiwa bencana.
Meskipun pemulihan telah berjalan, pihak PLN tetap memastikan bahwa setiap langkah diambil dengan hati-hati untuk menghindari risiko di kemudian hari. Keamanan dan keselamatan warga adalah prioritas utama dalam setiap tahap pemulihan.
Dengan adanya berbagai tantangan dan kendala, pihak PLN terus berupaya untuk mempercepat pemulihan aliran listrik ke seluruh wilayah terdampak. Komunikasi yang baik dengan pemerintah dan lembaga terkait diharapkan dapat mempercepat seluruh proses ini.
















