Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, baru saja memberikan pernyataan mencolok mengenai masa depan teknologi. Ia menyebutkan bahwa dalam waktu 15 tahun ke depan, kita akan menyaksikan revolusi besar dalam bidang robotika dan kecerdasan buatan (AI).
Dalam pidatonya di acara forum internasional, dia menekankan pentingnya mempersiapkan diri untuk perubahan besar ini. Menurutnya, pengembangan robot humanoid yang dapat meniru bentuk dan perilaku manusia akan membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan.
“Kita perlu bersiap dan waspada akan hal ini. Saya percaya bahwa perubahan besar akan segera datang, baik melalui robot humanoid maupun kemajuan dalam AI,” ujar Jokowi. Ia menegaskan bahwa perkembangan ini bukan hanya terkait dengan teknologi, tetapi juga akan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan.
Jokowi lebih lanjut menjelaskan bahwa konsep ekonomi cerdas, atau intelligence economy, akan berfokus pada penggunaan data dan informasi secara efisien. Ini adalah fondasi baru yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing bangsa.
Menurutnya, dengan mengumpulkan dan menganalisis data, kita dapat membuat kebijakan yang lebih baik dan lebih tepat. Proses ini menjadi sangat penting dalam mengambil keputusan yang tepat untuk kemajuan bangsa.
“Data harus digunakan dengan baik agar dapat membantu kita dalam merumuskan berbagai kebijakan. Ekonomi cerdas adalah langkah maju untuk memaksimalkan potensi yang ada,” ungkapnya.
Robot Humanoid dan Dampak Terhadap Masyarakat
Dalam pandangan Jokowi, kemajuan teknologi harus diimbangi dengan pemahaman yang mendalam dari generasi muda. Mereka harus siap mempelajari dan menguasai AI agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang akan datang.
“Kita harus mendorong generasi muda untuk memahami bagaimana AI dan machine learning bekerja. Ini adalah keterampilan dasar yang akan dibutuhkan di masa depan,” ujarnya. Kesiapan ini dianggap penting untuk memastikan bahwa masyarakat tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi.
Lebih lanjut, Jokowi optimis bahwa kehadiran AI tidak akan menghilangkan kesempatan kerja, melainkan menciptakan lebih banyak peluang. “Ada banyak potensi pekerjaan baru yang dapat muncul jika masyarakat kita siap untuk menyambut perubahan ini,” katanya.
Untuk itu, penting untuk memperkenalkan dan melatih generasi muda dalam hal coding, algoritma, dan keterampilan digital lainnya. Pelatihan ini diharapkan bisa membentuk individu yang siap untuk menjalani era ekonomi cerdas.
“Fokus utama kita seharusnya adalah mempersiapkan mereka agar lebih adaptif terhadap perubahan yang akan terjadi,” imbuhnya. Hal ini diharapkan dapat menurunkan risiko ketidakpastian di masa depan.
Pentingnya Literasi Digital di Era Kecerdasan Buatan
Jokowi menegaskan bahwa literasi digital harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan. Masyarakat perlu mengembangkan keterampilan digital yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing di dunia yang semakin terdigitalisasi.
“Ini bukan hanya mengenai teknologi, tetapi juga memahami bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut,” tambahnya. Dengan demikian, generasi mendatang dapat menghadapi tantangan baru yang akan muncul seiring dengan kemajuan otomatisasi.
Dia menekankan bahwa pendidikan yang baik akan menjadi alat untuk membangun bangsa yang lebih kuat dan kompetitif. “Investasi dalam pendidikan berkualitas adalah langkah yang tidak bisa diabaikan untuk menciptakan generasi unggul,” urainya.
Jokowi juga mengingatkan bahwa kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta sangat penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung. “Kita harus bersinergi untuk mencapai tujuan bersama dalam menghadapi tantangan perubahan global,” paparnya.
Sebagai penutup, Jokowi mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam mewujudkan cita-cita ini. Ia percaya bahwa dengan usaha bersama, dunia yang lebih baik dan lebih cerdas bisa terwujud.
Peran Pemerintah dalam Mendukung Transisi Teknologi
Pemerintah juga memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung transisi teknologi. Menurut Jokowi, regulasi yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi dapat berkembang dengan aman dan memberikan manfaat optimum.
“Kita butuh kebijakan yang mendukung inovasi sekaligus melindungi masyarakat dari dampak negatif teknologi,” ujarnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem teknologi yang sehat dan berkelanjutan.
Dia juga menggarisbawahi perlunya penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi agar Indonesia tidak tertinggal. “Setiap inovasi harus didorong agar kita dapat bersaing dengan negara lain,” tambahnya.
Jokowi berharap bahwa investasi dalam R&D akan membawa Indonesia menuju era baru yang lebih berdaya saing. “Pendidikan dan inovasi adalah kunci untuk menuju masa depan yang lebih baik,” katanya.
Dengan segala upaya ini, pemerintah optimis dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan teknologi dan digitalisasi. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan dan mempercepat kemajuan ekonomi nasional.
















