Film terbaru yang disutradarai oleh Kimo Stamboel, berjudul ‘Abadi Nan Jaya,’ membawa genre zombie dengan nuansa lokal yang sangat kuat. Dengan menggabungkan elemen horor dan budaya Indonesia, film ini menciptakan pengalaman yang unik bagi para penontonnya.
Film produksi Netflix ini tidak hanya menawarkan ketegangan, tetapi juga menyajikan elemen-elemen budaya seperti tradisi jamu dan sunatan, serta simbol alam yang khas seperti tanaman kantong semar. Setiap aspek dalam film ini dirancang untuk mempererat hubungan antara cerita dan budaya yang ada di Indonesia.
Salah satu daya tarik utama dari film ini adalah desain karakter zombinya. Dengan penggambaran 200 zombie berbeda, koreografer Boby Ari Setiawan memberikan metode gerakan yang terinspirasi dari reaksi tubuh manusia terhadap virus serta karakteristik tanaman kantong semar yang unik.
“Setiap gigitan zombie menghasilkan gestur yang beragam, menciptakan kesan keanehan pada tubuh yang meriang,” ungkap Boby. Ia juga menjelaskan bahwa pelatihan suara dan getaran tubuh mengarah pada penciptaan suara khas yang membuat nuansa film semakin menengangkan.
Menggali Kehidupan Manusia di Tengah Kengerian Zombie
Film ini bukan sekadar menakut-nakuti, melainkan juga menggambarkan kehidupan manusia, hubungan keluarga, dan tema kehilangan. Kimo Stamboel, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa inti cerita tetap berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan budaya Indonesia.
Pemain-pemain utama seperti Mikha Tambayong, Eva Celia, Marthino Lio, dan Dimas Anggara berperan penting dalam menonjolkan aspek emosional yang ada dalam film. Mikha menyatakan bahwa karakter-karakter dalam film ini memiliki kedalaman yang dapat mengajak penonton untuk merenung dan merasakan hubungan yang kompleks antara manusia.
Dalam film ini, karakter Sadimin yang dimainkan oleh Donny Damara sangat menarik untuk dicermati. Ia merupakan sosok yang baik namun terjebak dalam ambisi yang mengubah jalannya hidupnya. “Sadimin ingin menjadi yang terbaik bagi keluarganya, tetapi pilihan yang ia ambil berbuah pahit,” jelas Donny.
Proses Kreatif yang Menarik dan Berbeda
Kreativitas dalam film ini terlihat dari kolaborasi antara Netflix dan sineas lokal. Selama proses produksi yang berlangsung selama tiga bulan, tim melakukan riset mendalam serta workshop untuk membantu para pemeran memahami peralihan dari manusia menjadi zombie.
Makeup artist Astrid Sambudiono mengungkapkan, seluruh karakter zombie di film ini diciptakan dengan cara manual. “Kami tidak menggunakan template digital, sehingga setiap karakter memiliki luka dan bentuk yang berbeda. Kami memastikan prostetik sesuai dengan iklim tropis agar tetap terlihat realistis,” tuturnya.
Para pemeran juga menghadapi tantangan besar selama proses syuting. Dimas Anggara, yang berperan sebagai Rudi, menggambarkan peran dalam film ini sebagai pengalaman yang sangat menantang. “Gerakan saya digambarkan secara absurd, membuat otot tegang dan suara harus dihasilkan dalam satu tarikan napas,” katanya. Meskipun melelahkan, ia menikmatinya.
Pesan Mendalam di Balik Cerita Zombie
Film ini berusaha mengeksplorasi tema yang lebih dalam di balik kengerian yang ditawarkan. Setiap karakter memiliki latar belakang yang rumit, memberikan nuansa yang lebih kaya. Eva Celia, yang memerankan Karina, merasa bahwa film ini memberikan kesempatan untuk menggali sisi kompleks dari manusia.
Karina, menurut Eva, adalah sosok yang ingin berbuat baik untuk keluarganya meskipun sering kali harus membuat keputusan yang keliru. “Ia adalah orang biasa yang terjebak dalam situasi sulit dan berusaha menjalani hidup sebaik mungkin,” ujarnya.
Dengan berbagai elemen yang digabungkan dalam ‘Abadi Nan Jaya,’ film ini mengajak penonton untuk tidak hanya focus pada ketakutan, tetapi juga pada keindahan hubungan antarmanusia. Seperti yang telah diungkapkan oleh Kimo, film ini adalah bentuk refleksi dari budaya dan nilai kemanusiaan yang ada di Indonesia.