Pangeran Andrew, adik laki-laki dari Raja Charles III, telah mengambil keputusan signifikan dengan melepaskan gelarnya sebagai Duke of York. Keputusan ini diambil setelah bertahun-tahun mengalami skandal dan penyelidikan yang berkaitan dengan perilaku masyarakat dan hubungan dengan Jeffrey Epstein, seorang pelaku kejahatan seksual terkenal. Keputusan ini bukan hanya berpengaruh kepada dirinya, tetapi juga kepada citra keluarga kerajaan yang telah dipertahankan selama berabad-abad.
Reputasi Pangeran Andrew merosot tajam dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah terungkapnya fakta-fakta yang mengejutkan dari hubungan pribadinya. Dalam sebuah pernyataan resmi, Andrew mengungkapkan bahwa tuduhan-tuduhan tersebut terus menerus mengalihkan perhatian dari tugas-tugas yang diemban oleh kakaknya, Raja Charles, dan keluarga kerajaan secara keseluruhan.
Dalam upaya untuk mengutamakan kewajiban kepada negara dan keluarganya, Pangeran Andrew bertekad untuk mundur dari kehidupan publik yang sebelumnya dijalaninya. Hal ini merupakan langkah lanjutan dalam kesadaran diri dan pertimbangan yang menyangkut penerapan gelar yang dia miliki.
Perjalanan Hidup dan Karier Pangeran Andrew yang Penuh Kontroversi
Pangeran Andrew yang kini berusia 65 tahun, adalah seorang mantan perwira angkatan laut yang pernah berperan penting dalam Perang Falklands pada tahun 1982. Sempat dikenal sebagai pangeran yang berani dan penuh semangat, perjalanan hidupnya kini dibayang-bayangi oleh skandal dan kontroversi.
Pada tahun 2011, Andrew terpaksa mengundurkan diri dari peran sebagai duta besar perdagangan Inggris setelah berbagai tuduhan mencuat. Meskipun begitu, ia sempat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, tetapi akhirnya mundur dari semua tugas kerajaan pada tahun 2019 akibat masalah yang membayangi namanya.
Sejak saat itu, Andrew menghadapi serangkaian masalah hukum dan sosial yang semakin memperburuk citranya. Terlebih lagi, hubungan dekatnya dengan Epstein, seorang pelaku kejahatan seksual yang terlibat dalam berbagai skandal, menjadi salah satu fokus utama dalam penyelidikan publik terhadap dirinya.
Serangkaian Tuduhan dan Pemberitaan Negatif yang Menghantui
Tuduhan pelecehan seksual yang ditujukan kepada Andrew mencuat kembali ketika Virginia Giuffre mengajukan gugatan hukum terhadapnya. Meskipun Andrew membantah semua tuduhan tersebut, tekanan dari media dan publik semakin besar seiring waktu berjalan.
Selanjutnya, pada tahun 2022, ia menyelesaikan gugatan dengan Giuffre, namun kontroversi yang mengelilinginya tidak kunjung reda. Memoir yang dirilis oleh Andrew belakangan ini turut menimbulkan kehebohan, di mana ia mengekspresikan pandangannya yang kontroversial mengenai hubungan seksual yang terjadi.
Ada sebuah survei yang menunjukkan bahwa mayoritas warga Inggris mendukung pencabutan gelar kerajaan dari Andrew. Hasil ini menunjukkan bahwa dukungan publik terhadapnya semakin menurun, dan asumsi negatif terhadap tindakan yang diambilnya semakin menguat.
Kehidupan Setelah Pencabutan Gelar dan Dampaknya pada Keluarga
Setelah keputusan untuk tidak lagi menggunakan gelarnya sebagai Duke of York, Pangeran Andrew tetap menjadi seorang pangeran tetapi dengan status yang berbeda. Meskipun ia akan terus tinggal di Royal Lodge, keyakinan publik terhadapnya terlanjur pudar.
Sementara itu, putri-putrinya, Beatrice dan Eugenie, tidak terlalu terpengaruh oleh keputusan ini. Namun, mantan istrinya, Sarah Ferguson, juga akan kehilangan gelar Duchess of York, menciptakan dinamika baru dalam kehidupan mereka.
Dengan tidak diizinkannya untuk menghadiri perayaan Natal kerajaan di Sandringham, Andrew kini menghadapi kehidupan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Hubungan yang rumit dengan media dan publik kini membayangi setiap langkah yang akan ia ambil ke depan.