Pencemaran lingkungan akibat plastik sekali pakai telah menjadi isu yang mendesak. Plastik tak hanya mencemari lautan, tetapi juga terakumulasi dalam rantai makanan sehari-hari, mengkhawatirkan banyak pihak di seluruh dunia.
Mikroplastik, yang merupakan bagian-bagian kecil dari plastik, dapat berasal dari berbagai sumber seperti debu industri dan pencucian pakaian sintetis. Penelitian menunjukkan bahwa variasi bahan makanan dan minuman, mulai dari garam hingga air kemasan, mengandung mikroplastik dalam jumlah yang signifikan.
Pada tahun 2023, sebuah studi mengungkapkan bahwa garam merah Himalaya, yang ditambang dari tanah, menjadi salah satu sumber mikroplastik terbanyak. Hal ini menunjukkan betapa dalamnya kontaminasi ini telah masuk ke dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Riset Terbaru Tentang Mikroplastik dalam Makanan Sehari-hari
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kantong teh yang digunakan dalam penyajian sehari-hari juga berkontribusi terhadap pelepasan mikroplastik. Menurut riset di Universitas McGill, satu kantong teh plastik dapat melepaskan hingga 11,6 miliar partikel mikroplastik saat diseduh.
Selain itu, nasi sebagai makanan pokok di banyak negara juga tidak luput dari pencemaran ini. Penelitian dari University of Queensland menemukan bahwa setiap 100 gram nasi bisa mengandung tiga hingga empat miligram plastik, angka ini meningkat pada nasi instan hingga 13 miligram per sajian.
Untuk mengurangi risiko mengonsumsi mikroplastik, mencuci beras sebelum dimasak terbukti efektif dalam menurunkan kontaminasi hingga 40%. Teknik ini juga membantu mengurangi kandungan arsenik yang mungkin ada di dalam beras.
Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan Manusia
Mikroplastik telah terdeteksi dalam berbagai bagian tubuh manusia, termasuk paru-paru dan jaringan plasenta. Meski telah teridentifikasi secara luas, dampaknya terhadap kesehatan masih menjadi misteri yang belum sepenuhnya dipahami.
Studi yang dilakukan tahun 2024 menunjukkan bahwa individu dengan jumlah mikroplastik yang lebih tinggi dalam arteri leher memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami serangan jantung atau stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar mikroplastik. Temuan ini memunculkan kekhawatiran baru terkait efek jangka panjang mikroplastik.
Sherri “Sam” Mason, seorang ahli di bidang keberlanjutan, mengungkapkan bahwa ketika plastik masuk ke tubuh, bahan kimia berbahaya yang ada dalam pembuatan plastik juga dapat terbawa. Ini memperlihatkan adanya risiko kesehatan yang berpotensi serius.
Jenis Makanan yang Teriasi oleh Mikroplastik
Berbagai jenis makanan telah terbukti mengandung mikroplastik dalam konsentrasi yang bervariasi. Penelitian mencakup lebih dari 12 jenis protein yang umum dikonsumsi, menemukan bahwa udang berlapis tepung adalah yang paling terkontaminasi dengan rata-rata lebih dari 300 potongan mikroplastik per sajian.
Nugget nabati dan ayam juga terdeteksi memiliki tingkat kontaminasi yang signifikan. Sedangkan protein yang paling sedikit terpapar mikroplastik adalah dada ayam dan daging babi panggang.
Khusus untuk buah dan sayuran, penelitian menunjukkan bahwa apel dan wortel merupakan yang paling tercemar, dengan lebih dari 100.000 mikroplastik per gram. Ini menunjukkan perlu adanya perhatian khusus terkait polusi plastik dalam produk pertanian.
Daftar Makanan Terkontaminasi Mikroplastik Berdasarkan Penelitian
Berikut adalah jenis-jenis makanan yang telah teridentifikasi mengandung mikroplastik:
- Daging ayam
- Daging sapi
- Daging babi
- Nugget
- Tahu
- Selada
- Wortel
- Lobak
- Apel
- Teh celup
- Garam Himalaya
- Gula
- Nasi instan
- Air minum kemasan
Penting bagi kita semua untuk memahami dampak plastik bagi kesehatan dan lingkungan. Menyadari sumber-sumber pencemaran ini dapat membantu kita mengambil langkah lebih proaktif untuk melindungi diri serta menjaga kelestarian lingkungan.
Kampanye kesadaran akan pencemaran plastik perlu digalakkan. Dengan perubahan perilaku konsumsi dan dukungan terhadap produk ramah lingkungan, kita dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak plastik pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang mikroplastik dan praktek konsumsi yang lebih bijaksana, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang tidak akan merasakan dampak yang sama. Perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari dapat memberikan dampak besar bagi masa depan yang lebih bersih dan sehat.